Sulitnya Air Bersih di Kalimantan


Kemarau yang terjadi di Kalimantan Selatan selain membawa dampak kabut asap karena seringnya kebakaran lahan hutan, juga berpengaruh terhadap sulitnya mendapatkan air bersih.Kesulitan air bersih sangat dirasakan warga yang jauh dari layanan perusahaan air minum atau masyarakat pedesaan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tanah Bumbu, Kotabaru,Tanah Laut, dan Balangan.

Di desa Mahang Baru Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten HST misalnya, mengaku kesulitan air bersih ini beberapa bulan terakhir, sering terjadinya kemarau yang cukup panjang saat ini.Alternatif sumber air bersih hanya melalui sumur bor bawah tanah. Namun biaya pembuatan satu unit sumur bor bernilai jutaan, sehingga tidak semua warga memilikinya.

Kesulitan air bersih ini berbuntut lagi pada sulitnya memenuhi keperluan untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK) masyarakat setempat karena sungai semua yang bisa dimanfaatkan kering tanpa air lagi.

Keinginan memiliki MCK dengan sumber air bersih ini disampaikan tokoh agama setempat, KH Bahran Jamil kepada Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin saat melakukan silaturahmi bersama warga, Selasa (29/9) di Mesjid Nurul Huda Desa Mahang Baru Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten HST.

Dikatakan Bahran Jamil, warga cukup lama kesulitan air bersih ini yang menyebabkan sulitnya melakukan aktivitas MCK, termasuk mendapatkan air untuk keperluan masyarakat di mesjid seperti berwudhu dan sebagainya.Keinginan warga yang lain seperti perbaikan fasilitas jalan juga tidak lupa disampaikan Bahran Jamil kepada Gubernur yang hadir bersama sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Kalsel itu.

Menanggapi hal itu, Gubernur berjanji akan mengupayakan adanya program sanitasi lingkungan seperti bantuan pembuatan sumur bor dari Pemerintah Pusat melalui Dinas Pertambangan seperti yang ada dilakukan di beberapa lokasi.

Gubernur mengaku bisa merasakan kesulitan warga terhadap keperluan sarana MCK karena sulitnya air bersih didapat. Sehingga perlu program sanitasi yang bisa mengatasi masalah ini.Di Banjarmasin sebutnya, sudah ada program sanitasi berbasis masyarakat (sanimas) berupa pembuatan tempat MCK yang dikelola perusahaan daerah. Program inilah yang diharapkan bisa diterapkan di Kabuapten/Kota.

"Tolong nanati disampaikan permohonannya (proposal, red)," ujar Gubernur saat berdialog dengan warga.Setelah ada permohonan lanjutnya, baru dilakukan survey lokasi untuk mengetahui titik-titik mana yang bisa dilakukan pengeboran sehingga dapat memperoleh sumber air yang cukup.

Terkait permohonan lain seperti perbaikan jalan, hal itu akan dilakukan pembicaraan dengan Pemerintah Kabupaten setempat, karena menurut Gubernur, status jalan ada yang milik Pemkab, juga milik Pemprov.

"Jalan kan ada jalan nasional, jalan Provinsi, juga Kabupaten, jadi bagi-bagi tugaslah nanti," ujar Gubernur yang saat itu memberikan bantuan Rp20 juta untuk pembangunan Mesjid Nurul Huda. Selain warga di HST, di Banjarbaru, Tanbu, Kotabaru dan beberapa daerah lainnya mengalami kesulitan serupa. Warga makin sulit mendapatkan pasokan air bersih belakangan.

Tidak sedikit warga desa yang terpaksa berpindah-pindah mencari sumber air bersih yang jaraknya cukup jauh dari permukiman akibat berkurangnya persediaan sumber air di sumur-sumur di sekitar rumah mereka.Pemerintah diharapkan lebih jeli untuk mengambil langkah strategis dalam mengantisipasi kekurangan air bersih yang dikonsumsi oleh warga di musim kemarau saat ini.

(Sumber : Barito Post edisi Rabu, 30 September 2009)

0 Response to Sulitnya Air Bersih di Kalimantan

Posting Komentar