Pembinaan Bagi Pengemis


MEMBERIKAN uang kepada para pengemis yang ada di jalanan, bukan berarti investasi amalan pemberinya. Namun, apa yang dilakukan tersebut, justru merupakan investasi bagi orang yang diberi, untuk terus menjadi pengemis. Hal tersebut diungkapkan Wakil Walikota Semarang Mahfudz Ali SH MSi, dalam ’Road Show 10 Kota Menuju Indonesia Sadar Zakat 2009’, yang diselenggarakan Rumah Zakat Indonesia (RZI) Cabang Semarang, Sabtu (29/6) lalu.
Dia menunjuk contoh yang terjadi di kota Semarang. Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah menyediakan tempat singgah, sekaligus membina sejumlah pengemis, gelandangan, dan orang telantar (PGOT), tetap saja banyak di antara mereka yang memilih hidup di jalanan.

’’Padahal, kami tidak hanya menyekolahkan, tapi juga memberi makan, keterampilan, dan lainnya, sehingga nantinya mereka bisa hidup mandiri. Namun, yang sekarang terjadi, setiap terkena razia, para PGOT tetap kembali lagi ke jalanan. Karena di jalanan, mereka bisa memperoleh uang Rp 20.000 sampai Rp 40.000 per hari, tanpa harus bekerja keras,’’ kata Mahfudz.

Semestinya, kata Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang ini, masyarakat tak memandang menyalurkan sebagian harta untuk orang lain sebagai beramal. Lebih dari itu, usahakan para mustahik (mereka yang berhak menerima zakat) meningkat derajatnya menjadi muzakki (pemberi zakat).

Dalam kesempatan yang sama, CEO Rumah Zakat Indonesia (RZI), dr Pamungkas Kusuma Hendra, mengakui, kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakat belakangan ini semakin meningkat. Kendati begitu, pihaknya terus berupaya membangun citra, aktivitas berzakat menjadi budaya atau gaya hidup.

Untuk mempermudah pengumpulan zakat, RZI meluncurkan jemput zakat dengan memanfaatkan fasilitas short messages service (SMS). Caranya, dengan mengetik nama, spasi, jumlah donasi, selanjutnya kirimkan ke 08156511165. Pada malam itu, hasil donasi yang terkumpul sebanyak Rp 206.685.000 dan wakaf tanah seluas 3.000 meter persegi.

0 Response to Pembinaan Bagi Pengemis

Posting Komentar