Siaga serta Waspadai Hujan Asam



Dampak polusi udara akibat gas buang kendaraan yang sudah melampaui ambang batas tanpa disadari bisa menimbulkan terjadinya hujan asam. Seperti yang dikhawatirkan pakar lingkungan, Dr. Noorsalam Nganro. "Paling bahaya akibat polusi udara ketika Bandung diguyur hujan, sebab akan menimbulkan hujan asam. Air hujan kemudian mengalir masuk ke sungai dan berakhir di Waduk Saguling," kata dosen di Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati ITB ini.

Sementara itu, di Waduk Cirata, sekitar empat kilometer dari Waduk Saguling, kini jadi tempat budi daya ikan dengan jaring terapung. Tidak menutup kemungkinan ikan yang hidup dalam air waduk tersebut tercemar oleh timbal melalui hujan asam.Pendapat Noorsalam ini tampaknya perlu diperhatikan serius. Sebab, berbagai penyakit seperti lupus dan autis yang dahulu tak pernah dikenal, namun kini bermunculan termasuk berbagai jenis penyakit baru lainnya. Salah satu penyebabnya dicurigai akibat gas buang (emisi) kendaraan bermotor yang mengandung timbal (Pb) dan mengotori udara.

Kecurigaan itu diperkuat kenyataan bahwa berdasarkan pemeriksaan medis, tidak sedikit darah manusia yang menyimpan kandungan timbal. Fakta ini dibenarkan mantan Ketua Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar, Taufan Suranto. "Bahkan, tak menutup kemungkinan terjadinya lost generation, jika terus dibiarkan. Terjadi penurunan kualitas kesehatan manusia akibat pencemaran udara tersebut," katanya menambahkan.Berkaitan dengan hal itu, kata Taufan, lembaganya telah melakukan penelitian terhadap anak-anak di sebuah sekolah dasar (SD) di kawasan salah satu pusat Kota Bandung. Hasil sangat mencengangkan terkait soal kandungan timbal dalam darah manusia (anak-anak).

Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan, juga dapat disimak dalam laporan hasil pemeriksaan semester II tahun anggaran (TA) 2007 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Kota Bandung, yang mengutip hasil penelitian Colville, R.N., Hutchison E.J. Mindel J.S, dan Warren R.F., dalam The Transport Sector as a Source of Air Pollution (2001).

Isinya menyebutkan Carbon Monoxide (CO) dampaknya mengganggu konsentrasi dan refleksi tubuh, menyebabkan kantuk, dan memperparah penyakit kardiovaskular (jantung). Sedangkan Sulfur Dioxide (SO2), akan meningkatkan penyakit paru-paru.Sementara itu, Natrium Oxide (NOx) dampaknya meningkatkan mortalitas, terutama pada bayi dan balita, serangan asma dan penyakit paru-paru kronis. Sedangkan menipisnya lapisan Ozon (O3) akibat pencemaran udara melalui emisi kendaraan bermotor dampak langsung bagi kesehatan manusia berupa meningkatkan iritasi mata, gangguan pernapasan, menurunkan daya tahan tubuh terhadap flu, dan pneumonia (paru-paru basah).

Jadi, menurut Shecter, M. Kim, M. Golan, L., dalam Valuting a Public: Direct and Indirect Valuation Approaches to the Measurement of the Benefits from Pollution Abatement (1986), dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia karakteristiknya, yaitu defisiensi oksigen dalam darah, iritasi mata, iritasi dan gangguan sistem pernapasan, kanker, gangguan sistem saraf, gangguan reproduksi dan genetika.

Sedangkan dampaknya pada tanaman dan hewan, yaitu terjadinya kerusakan daun, berkurangnya produktivitas, menurunnya laju fotosintesis, serta gangguan sistem pernapasan dan saraf pusat hewan.Polusi udara juga berdampak pada bahan bangunan, yaitu menyebabkan korosi logam dan pelapukan serta pengotoran. Sedangkan pada ekosistem (udara, air, dan tanah), menyebabkan deposisi asam, perubahan iklim lokal, penipisan lapisan ozon stratosfer. Gangguan estetikanya menimbulkan bau, jarak pandang rendah, dan warna bangunan cepat pudar.

Sementara itu, dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, telah menimbulkan kerugian ekonomi sangat besar. Diperkirakan angka kerugian terkait biaya kesehatan akibat pencemaran udara mencapai Rp 12,7 miliar, seperti yang diungkapkan Suhandi D. pada penelitianya "Manfaat Ekonomi Pengurangan Pencemaran Udara di Kota Bandung 2006.

0 Response to Siaga serta Waspadai Hujan Asam

Posting Komentar