Suku Baduy Setuju dijadikan Objek Wisata Budaya


Warga suku adat Baduy mendengarkan dialog para pimpinan adat dengan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Wakil Gubernur M Masduki, Minggu 22 April silam. Salah satu ciri khas pria Baduy adalah mengenakan iket di kepala.
Suku Baduy yang bertempat tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, telah menyetujui dijadikan obyek wisata adat budaya yang dapat dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Suku Baduy telah ditetapkan sebagai obyek wisata adat budaya, namun pengelolaannya diserahkan pada pengurus desa setempat. Karena pengelolaannya diserahkan pada aparatur desa setempat, maka pihak Disporabudpar Lebak tidak memungut retribusi dari para pengunjung ke suku tersebut.

Wisatawan yang berkunjung ke lokasi itu, sebagian ada yang melapor dulu ke Disporabudpar tapi kebanyakan langsung menuju ke tempat itu dengan menggunakan "guide" dari luar daerah bahkan langsung dari Jakarta. Bagi wisatawan yang akan berkunjung ke lokasi itu harus lapor terlebih dahulu ataupun langsung silahkan saja, tapi yang penting ketika tiba ke lokasi harus koordinasi dengan aparatur atau tokoh adat setempat.

Suku Baduy mendiami lokasi seluas 5.101 hektare di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, sekitar 38 km dari Rangkasbitung dengan masa tempuh sekitar 1,5 jam dari ibu kota Kabupaten Lebak itu. Suku Baduy dibagi dalam dua bagian yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar. Mereka merupakan komunitas unik karena tidak mau mengenal modernisasi tidak seperti komunitas di Kota Besar seperti Jakarta misalnya karena itu dalam kehidupannya suku Baduy tidak ada kesenjangan sosial, tak ada yang miskin dan kaya, semuanya sama.

Baduy memiliki tata pemerintahan sendiri dengan kepala suku sebagai pemimpinnya yang disebut Puun berjumlah tiga orang yang dibantu delapan orang Jaro yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Banyak larangan yang diatur dalam hukum adat Baduy, di antaranya tidak boleh bersekolah, dilarang memelihara ternak berkaki empat, tak dibenarkan bepergian dengan naik kendaraan, dilarang memanfaatkan alat eletronik, alat rumah tangga mewah dan beristri lebih dari satu.

Mata pencarian masyarakat Baduy terutama bercocok tanam padi huma dan berkebun serta membuat kerajinan koja atau tas dari kulit kayu, mengolah gula aren, tenun dan sebagian kecil telah mengenal berdagang. Jika suku Baduy dapat mengelola dengan baik bukan hanya mimpi tetapi bisa jadi kenyataan suku Baduy akan lebih membaik kesejahteraannya dari pada sebelumnya.

Sumber: Kompas.com

Gempa Melanda Waingapu


Ilustrasi
Gempa berkekuatan 6,4 pada skala richter (SR), mengguncang Kota Waingapu, Sumba Timur dan sekitarnya, Senin (13/7/2009) sekitar pukul 17.52.21 Wita. Pusat gempa berada pada lokasi 9.44 LS dan 119,32 BT atau 107 km barat Kota Waingapu pada kedalaman 86 km. Pusat gempa berada di darat, sehingga tidak berpotensi tsunami. Belum diketahui adanya kerusakan akibat gempa tersebut.
Pusat gempa lebih dekat ke Sumba Barat Daya, sehingga getaran lebih keras dirasakan di daerah itu dan sekitarnya. "Untuk kota Waingapu dan sekitarnya, getaran III-IV MMI. Sedangtkan Lewa hingga Sumba Barat Daya getarannya lebih besar, yakni IV-V MMI karena lebih dekat dengan episentrum gempa.

Sejauh ini, belum diketahui kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Namun hasil konfirmasi sementara dengan Waikabubak dan petugas di Sumba Barat Daya dan sampai sekarang belum ada laporan tentang kerusakan.

Besar kecilnya getaran setiap lokasi berbeda-beda sesuai struktur tanah. Dalam kondisi struktur tanah labil seperti Lewa dengan getaran IV-V MMI bisa menimbulkan kerusakan seperti tembok retak, jendela kaca pecah, barang-barang terpelanting, dan barang-barang besar bergoyang atau bergeser. Sampai saat ini kita belum mengetahui apakah ada rumah yang rusak. Kalau di daerah yang getarannya kuat dan bangunan temboknya tidak kuat bisa terjadi keretakan.

Sementara itu, masyarakat Kota Waingapu sempat panik dan berhamburan keluar rumah saat terjadi gempa. Beberapa di antaranya takut masuk kembali ke dalam rumah karena khawatir ada gempa susulan. Getaran gempa kali ini cukup lama, sekitar satu menit.

Warga di pesisir Pantai Waingapu juga berlarian keluar rumah. Namun karena dalam tempo sekitar 10 menit tidak ada tanda-tanda tsunami, mereka kembali ke rumah, dari pantauan alat pendeteksi gempa sejauh ini tidak ditemukan gempa susulan.

Sumber: kompas.com

Perkembangan IPTEK, Lingkungan dan Budaya Bangsa


Perkembangan IPTEK, Lingkungan dan Budaya BangsaAnny Sulaswatty
Kepala Biro Hukum dan Humas KNRT

Ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan, budaya bangsa merupakan tiga unsur yang sangat erat hubungannya dalam peradaban manusia yang tinggal di planet bumi. Kondisi adaptasi terhadap lingkungan bagi pijakan manusia telah melahirkan pengetahuan dan cara atau teknologi yang tepat guna untuk kesinambungan kehidupan dimuka bumi. Lingkungan tempat seluruh kehidupan makhluk hidup dimuka planet bumi merupakan kondisi awal yang kemudian akan memberi tantangan bagi para penghuni untuk beradaptasi yang kemudian berlanjut dengan perkembangan perilakunya.

Adaptasi yang telah berlangsung sejak manusia pertama ada dan berlanjut secara turun temurun dengan kenaikan jumlah penghuni yang makin lama makin menyebar, makin pula memberi peluang munculnya pemikiran adaptasi dalam kelangsungan hidup. Kondisi adaptasi terhadap lingkungan bagi pijakan manusia telah melahirkan pengetahuan dan cara atau teknologi yang tepat guna untuk kesinambungan kehidupan di muka bumi.Konsep dasar pemikiran munculnya pengetahuan dan teknologi ini, berdasarkan pada kenyataan bahwa kondisi lingkungan menjadikan dasar bagi munculnya iptek dan budaya/perilaku dalam adaptasi dan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dipelajari dari kondisi lingkungan yang kerapatan penghuninya yang padat/rapat dengan munculnya tantangan dari alam yang sering memberikan bencana seperti yang umumnya terjadi dikawasan daerah sub tropis. Sehingga kawasan sub tropis umumnya memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam peradaban dan budaya manusia dari jaman dulu hingga kini. Kenyataan sejarah membuktikan, bahwa manusia yang tinggal di kawasan sub tropis telah terlebih dahulu maju dari kawasan lainnya di bumi. Oleh karena itu, ekspansi dan perluasan kekuasaan umumnya dilakukan oleh para penghuni yang tinggal di kawasan tersebut dari dahulu hingga jaman modern di abad milinium ke tiga. Dari perkembangan yang sedang berlangsung, memberikan arah dan pandangan bahwa iptek dan budaya lahir dari kondisi lingkungan dan upaya adaptasi dalam menyikapi kondisi lingkungan alam dan sekitarnya.

Wilayah Indonesia yang secara geografis berada dikawasan tropis dengan lingkungan alam dan sekitarnya cukup bersahabat, kondisi perkembangan iptek awalnya tergantung dari perkembangan peradaban yang awalnya dijajah oleh bangsa lain yang umumnya berasal dari kawasan sub tropis, (Belanda, Inggris, Jepang dan Sekutu).

Kondisi awal yang umumnya kurang mendukung, masih terciptanya budaya dengan kemudahan dalam kehidupan dengan kejadian rendah terhadap bencana alam ini, telah memberikan perhatian dan kepedulian tentang penciptaan pengetahuan dan teknologi berjalan sesuai kondisi yang berkembang. Sehingga perkembangan iptek dari awal masih sangat tergantung pada perkembangan di tingkat global. Dari perjalanan Bangsa Indonesia sejak jaman kemerdekaan hingga kini, pengelolaan dan pembinaan iptek terkesan ketergantungan pada iptek manca negara, hingga landasan dasar iptek yang cocok dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Indonesia kurang mendapat perhatian dan dukungan.

Kondisi ini umumnya bersamaan dengan ekspansi dan budaya asing telah merebak dan berkembang pula di bumi pertiwi di Indonesia. Adanya upaya pemanfaatan iptek tanpa dilandasi dasar pengetahuan kuat yang berlangsung menjelang akhir abad 20, dengan catatan adopsi iptek dari manca negara, telah memberikan kondisi yang kurang berkembang sebagaimana mestinya. Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan perkembangan kondisi lingkungan mungkin akan dapat dibangun dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang terjadi di bumi pertiwi yang berada di kawasan tropis.

Pembangunan landasan dasar ini mutlak diperlukan saat ini manakala pembangunan dasar yang kuat tersebut dilanjutkan dengan upaya untuk mengembangkan mekanisme yang sesuai dan cocok serta penyesuaian/adaptasi dengan iptek manca negara yang kian merebak.

Karena para ahli dan pemikir dengan kualifikasi pendidikan pasca sarjana dari manca negara, penyesuaian diri dengan pengarahan dan pembinaan yang berjenjang dan berkelanjutan merupakan bagian dari pembangunan dasar iptek yang mungkin akan dapat menahan ketergantungan iptek dari manca negara.

Kemudian pembenahan diri kedalam kaitan dengan sistem pemantauan, pengarsipan dan sosialisasi yang berjenjang dan berkelanjutan akan dapat memberi kontribusi tercapainya landasan iptek di Indonesia. Perkembangan yang telah terjadi dengan masuknya iptek dan budaya manca negara seyogyanya ditelusuri dan dikaji untuk diiringi dengan upaya penyelarasan dan sosialisasi meluas. Dengan adanya kondisi iptek yang tidak tentu arah dengan kondisi lingkungan yang telah berubah telah memberi kondisi yang kini berkembang dengan catatan adanya kecenderungan : Telah ada perlindungan atas produk asli Indonesia (patent produk tertentu), Bencana makin sering namun terlambat dan minim teknologi penanggulangan, Produk pangan (beras) mulai tergantung dari manca negara selebihnya masih tergantung impor, dan lainnya yang terkait.

Dari kondisi iptek saat ini yang umumnya cenderung tergantung pada perkembangan kondisi tingkat internasional, diikuti pula dengan masuknya budaya asing, telah menghantar pada kenyataan budaya bangsa makin kehilangan keasliannya. Selanjutnya dari wacana dan perkembangan budaya iptek dan budaya bangsa Indonesia yang makin pudar keasliannya, maka upaya strategis dan sinergis untuk menyelaraskan kondisi ini seyogyanya perlu penyadaran diri.

Pembangunan landasan masyarakat akan iptek (capacity building development) yang berkelanjutan mungkin merupakan cara yang dapat dilakukan dalam rangka pengentasan kondisi yang makin menjerumuskan pada situasi dan kondisi yang kurang diharapkan oleh kita bangsa Indonesia. Kenyataannya, globalisasi IPTEK dan budaya telah berkembang dan berlangsung. Apakah kita akan berdiam diri atau berupaya agar tidak larut/tenggelam ?.

Kesemuanya ini ditengahkan dalam rangka penyadaran diri dalam pembangunan landasan dari IPTEK (base line) yang spesifik dan sesuai dengan budaya bangsa Indonesia dengan adat ke Timurannya. (Koran Jakarta, 29 April 2009 / Humasristek)

Definisi Iptek Lingkungan


Iptek Lingkungan ialah teknologi yang berkaitan dengan pemanfaatan dalam kaitannya dengan manjemen lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersusun sistematis dengan metode tertentu untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu pada bidang iptek terhadap linkungan tanpa meusak keseimbangan lingkungan . Upaya pelestarian lingkungan tidak hanya diperlukan saat pembukaan lahan dan penata gunaan tanah. Juga selama kegiatan pembudidayaan sampai ke pengolahan hasil. Pelestarian lingkungan pada semua tahapan produksi perlu menjadi tekad masyarakat, terlebih dalam menghadapi semakin nyaringnya tuntutan pada “produksi hijau”. Selain itu, tekad masyarakat melestarikan lingkungan dapat menjadi perisai terhadap kecaman-kecaman tentang kerusakan lingkungan perkebunan.

Iptek Lingkungan meliputi:
  1. Pengolahan Sampah.
  2. Pengolahan Limbah.
  3. Konservasi Lingkungan.
  4. Badan Pertanian Teknoloi bibit & benih, Rekayasa Genetika.
  • Pengolahan sampah

Gundukan sampah yang setiap hari bertambah satu hingga 1,5 ton, mulai teratasi menyusul beroperasinya pengelolaan sampah terpadu terutama Jakarta, pengelolaan sampah terpadu mampu mengurangi limbah rumah tangga hingga 60-65 persen, sedangkan 35-40 persen sisanya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Pengelolaannya harus melibatkan semua warga, karena sejak dari awal, rumah tangga harus melakukan pemilahan sampah menjadi tiga bagian, yaitu sampah organik basah (sisa makanan, sayur), kering (kertas, dus, botol), dan limbah berbahaya seperti aki dan baterai bekas, sprayer
insektisida, serta pembalut wanita.

  • Pengolahan Limbah
Limbah ialah hasil buangan suatu pembakaran atau sisa hasil hasil poduksi yang mengandung zat kimia berbahaya yang dapat merusak keseimbangan lingkungan. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan, agar Lingkungan terjaga dan terlestarikan.


  • Konservasi Lingkungan

Mendukung dan ikut serta dalam program konservasi lingkungan dan bekerjasama akan mnghasilkan suatu pembangunan yang ramah lingkungan serta memperhatikan pada pembangunan ekonomi yang bersifat berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Karena terpeliharanya kelestarian lingkungan, termasuk dengan menjaga kelangsungan hidup spesies laut dan terumbu karang merupakan hal yang memberikan manfaat dan keuntungan bersama dan berkelanjutan dalam jangka panjang sehingga dinikmati oleh generasi yang akan datang.


  • Badan Pertanian Teknologi Bibit & Benih, Rekayasa Genetika
Upaya peningkatan produktivitas dan mutu produk yang sesuai dengan dinamika lingkungan diharapkan dapat dilakukan melalui penelitian bioteknologi. Manipulasi potensi genetik melalui penelitian biologi molekuler, mikrobiologi, bioproses, kultur jaringan dan rekayasa genetika harus dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan maka harus dilakukan bioteknologi.

Maka teknik rekayasa genetik mulai menggelisahkan. Banyak kalangan khawatir bahwa dampak revolusi hijau tahun 1960-an akan terulang kembali. Penggunaan teknologi dan paksaan pasar yang dilakukan dalam revolusi hijau memang menghasilkan produksi pangan dalam jumlah besar. Namun terbukti upaya tersebut mengganggu keseimbangan ekologi, menciptakan wabah baru, dan sejumlah dampak kesehatan bagi manusia.
Hal sama dikhawatirkan terjadi mengikuti inisitiaf rekayasa genetik yang saat ini getol dilakukan pada tanaman. Segelintir perusahaan bioteknologi meyakinkan bahwa seluruh benih transgenik yang dipasarkan sudah melalui berbagai tahap percobaan. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terhadap dampak lingkungan dan kesehatan yang akan muncul.
Namun keyakinan serupa ternyata tidak dimiliki oleh para aktivis lingkungan dan mereka yang concern terhadap masalah lingkungan. Pesimisme ini muncul setelah tidak ada penjelasan transparan tentang resiko yang menyertai pelepasan benih transgenik ini ke alam bebas.
Di Amerika Serikat, organisasi lingkungan Greenpeace bahkan mengajukan petisi ke Environmental Protection Agency (EPA) agar membatalkan semua perijinan tanaman hasil rekayasa genetik.
Sementara di Indonesia, sejumlah LSM lingkungan mendesak pemerintah bersikap transparan kepada masyarakat soal tanaman transgenik. Terlebih Departemen Pertanian kini aktif menguji sejumlah benih transgenik termasuk kedelai, jagung dan kapas. Khusus untuk yang terakhir bahkan telah dilakukan pelepasan di Sulawesi Selatan pada 7 Februari 2001. Dan sampai saat ini terus memancing perdebatan yang tidak ada hentinya.


Karena Pembangunan yang tidak menjaga keseimbangan lingkungan terjadi dan meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini. Alasan tersebut diperparah dengan kurangnya perhatian masyarakat dan ketidakkonsistenannya pemerintah dalam menata permasalahan lingkungan. Akibat ketidakacuhan tersebut baru dapat dirasakan akhir-akhir ini, ketika banyak peristiwa banjir bandang yang melanda berbagai daerah di negara kita.

Setidaknya wawasan mengenai lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) akan mengarah pada pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Keberlanjutan Pembangunan


Keberlanjutan Pembangunan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987. Keberlanjutan Pembangunan adalah salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai keberlanjutan pembangunan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan sebagai terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.

Untuk sebagian orang, keberlanjutan pembangunan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.

Keberlanjutan Pembangunan telah menjadi konsep terdepan pada abad ke 21 yang dimana memaparkan suatu pembangunan, yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan generasi saat ini tetapi tidak membahayakan kesempatan bagi generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Di Eropa istilah tersebut berasal dari bidang kehutanan, saat ini "pembangunan berkesimbungan" telah menjadi tujuan penting bagi semua bidang kehidupan seperti ekonomi, ekologi, dan kesetimbangan sosial.

Pembangunan dan pembentukan masa depan kita telah menjadi diskusi internasional seperti pada pertemuan tingkat tinggi Konferensi di Rio de Janeiro dan di Johannesburg. Tetapi ini juga menjadi topik pada tingkat nasional di berbagai negara. Sebagai contoh di Jerman "Enquete-Commission" dari 13 Bundestag (Parlemen) Jerman telah memembentuk undang-undang "perlindungan manusia dan lingkungan" untuk mendalami dan bekerja pada kebutuhan pembangunan berkelanjutan. Di laporan akhir dari komisi ini empat atau 5 aturan telah didefinisikan, yang berkaitan perlunya pembangunan berkelanjutan di Jerman. Konsep ini telah diterima oleh beberapa penguasa terdepan (atas) di berbagai bidang baik ekonomi maupun politik. Tetapi untuk menjalannkan dasar-dasar ini ke dalam praktek, saat ini perusahaan-perusahaan juga memerlukan konsultan sebagai pengarah, yang kompeten untuk menjalankan aturan-aturan pembangunan berkelanjutan di bidang khusus mereka.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan

Definisi & Peran Kesadaran lingkungan


Definisi:

Kesadaran Lingkungan ialah pengertian yang mendalam pada diri seseorang atau sekelompok orang yang terwujud dalam pemikiran, sikap, dan tingkah laku yang mendukung pengembangan lingkungan, sehinnga individu tersebut akan menjaga dan melestarikan lingkungan tempat ia berada atau tempat ia tinggal.


Kesadaran manusia akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup semakin sulit diharapkan. Hal itu nampak dari sikap dan interaksi manusia –dengan dukungan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dimilikinya– dengan alam lingkungannya yang lebih di dorong oleh semangat eksploitatif. Alam hanya dijadikan sebagai obyek keserakahan nafsu manusia. Sehingga logika interaksi antara manusia dan alam adalah logika penaklukan tanpa mempertimbangkan dampak-dampak ekologisnya.

Keserakahan manusia terhadap alam ini, jika dibiarkan berlangsung terus menerus, akan berdampak serius pada eksistensi kehidupan umat manusia itu sendiri. Bumi sebagai tempat tinggal manusia, akan membusuk dan manusia akan terlumat oleh busuknya bumi tersebut. Kesejukan dan kesegaran udara akan tercemari oleh hitamnya asap tebal akibat polusi yang ditimbulkan kebakaran hutan dan kepulan cerobong-cerobong pabrik. Hijaunya dedaunan di pegunugan dan di hutan-hutan akan mengering akibat penebangan kayu liar yang dilakukan manusia sendiri. Ikan-ikan akan mengambang akibat tercemarnya air laut dengan gas-gas kimia yang di tumpahkan oknum manusia, dan seterusnya.

Maka sepatutnya manusia sadar akan pentingnya lingkungan bagi mereka sendiri dan mulai memelihara kelestarian lingkungan tempatya tinggal demi masa depan dikemudian hari.


Peranan:

1. Kesadaran lingkungan pada pengelolaan teknologi akan meningkatkan efisiensi dan penghematan pemakaian sumberdaya alam dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan akan terlaksana dan ramah lingkungan.

2.
Pengelolaan & pendaurulangan limbah padat, cair, dan gas yang akan diintegrasikan dalam setiap aktivitas, sehingga mengurangi polusi.

3. Pengumpulan, pengelolaan, analisis, pemanfaatan informasi dapat dilaksanakan secara terpadu dalam pengelolaan & pengaturan pelaksanaan kegiatan lingkungan hidup.






Hubungan Lingkungan & Pembangunan


Pembangunan di Kota Jakarta terkesan mengabaikan aspek sosial budaya dan ekologi. Selama ini pemerintah dinilai lebih memprioritaskan pembangunan dalam bidang ekonomi. Seperti pembangunan mal-mal besar diJakarta dan sekitarnya dimana hanya mementingkan kaum menengah keatas. Pemerintah seharusnya menyeimbangkan antara pembangunan dengan lingkungan. Karena terlihat pemerintah saat ini terkesan mengesampingkan dampak pembangunan terhadap lingkungan.

Contohlah Singapura sebagai kota yang seharusnya dijadikan contoh oleh Pemda DKI Jakarta. Singapura adalah kota tropis yang cocok dijadikan acuan oleh pemerintah. Pembangunan,dapat dilakukan tanpa merusak ekosistem yang ada. Menurut Iwan, dalam membangun, pengembang seharusnya mematuhi aturan-aturan yang ada.

Sebelum membangunan, seharusnya ada hitung-hitungan ekologis yang harus dilakukan, karena dengan melakukan perhitungan secara ekologis tersebut, developer dapat menutup kerusakan yang terjadi dengan membangun infrastruktur yang ramah terhadap lingkungan.

Pemerintah terkesan tebang pilih dalam melakukan pembangunan. Pemerintah sering menggusur PKL (pedagang kaki lima) yang dianggap merusak tata lingkungan kota. Sebaliknya, pemerintah terkesan diam ketika yang melakukan pelanggaran adalah orang-orang berduit. Seharusnya Jangan hanya masyarakat kecil yang ditindak karena melakukan pelanggaran, tapi juga orang-orang besar.

Hubungan Pencemaran & Perusahaan lingkungan vs Pembangunan


Manajemen feodalistik perkebunan besar menganggap penggunaan dana untuk kebutuhan Iptek sebagai pemborosan. Iptek dianggap belum menjadi bagian integral dari pengembangan usaha perkebunan. Penyediaan dana penelitian dan pengembangan perkebunan masih mengandalkan pemerintah dan sebagian kecil dari BUMN.

Dengan keterbatasannya, lembaga penelitian perkebunan hingga saat ini belum berhasil melakukan transfer teknologi, terutama ke perkebunan rakyat secara efektif. Transfer teknologi masih terbatas pada daerah-daerah pengembangan perkebunan rakyat.

Metode paling efisien dalam kegiatan pembukaan lahan perkebunan adalah pembakaran. Namun dampak lingkungan yang ditimbulkannya sangat merugikan. Sampai saat ini, pembakaran dalam kegiatan pembukaan lahan masih dijalankan, baik di perkebunan rakyat maupun perkebunan besar. UU tentang pengelolaan lingkungan hidup masih memberi toleransi adanya pembakaran terkendali untuk perkebunan rakyat dan pelarangan untuk perkebunan besar.

Sebagai contoh limbah padat, cair dan gas masih menjadi masalah penting di perkebunan, baik di level on farm maupun di pabrik. Masalah ini timbul dalam batas tertentu karena belum adanya teknologi penanganan limbah, mahalnya investasi industri pemanfaatan limbah perkebunan dan rendahnya kesadaran penanganan limbah dan lemahnya penerapan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penanganan limbah.

Pengembangan perkebunan di kawasan bekas hutan dan perkebunan rakyat tradisional serta penerapan pola tanam monokultur menyebabkan timbulnya masalah keanekaragaman hayati. Berbagai spesies musnah karena pengembangan perkebunan.

Sumber: Lembaga Riset Perkebunan Indonesia

Kalau Uang Bicara Palu Hukum Bisa DiAtur


Bukan nyontek masalah paham komunisnya. Itu mah udah nggak up to date alias ketinggalan jaman. Tapi gw ingin meniru penerapan hukum di China dalam kasus korupsi. Jika gw jadi petinggi Negara, yaaa… misalnya jadi Presiden, nggak ada pandang bulu semua orang yang sangat merugikan Negara contoh seperti soal KKN bakal gw penjarain sesuai apa yang udah dia buat. Seharusnya Hukum sama dimasyarakat tapi malah Hukum Cuma dirasain sama orang kecil yang cuma nyolong ayam atau hal yang kecil bisa dipenjara 3 tahun sedangkan pejabat yang ketahuan korupsi sampai Milyaran Rupiah, gila……Milyaran Bro!!! kalo buat makan diwarteg udah kaya apa perut gw. Cuma ditahan 2 tahun itu juga dapat remisi terus, dihitung-hitung paling ditahan 8 bulanan doank.

Kalo cara gw sih mending TEMBAK MATI KORUPTOR! Beuh… Keren. Kalo koruptor hanya dihukum penjara, yang mana tiap tahun selalu ada remisi, dan di penjara bisa dapet kemewahan karena mampu nyogok, semua orang gak akan takut untuk korupsi. Lihat China! Angka korupsinya bisa turun drastis sejak hukuman mati diberlakukan untuk beberapa koruptor kakap. Pokoknya, semua koruptor kudu di DOR!!! Mantap!

Emank dasar Indonesia seneng banget buat rusuh bangsa sendiri. Tapi bukan Cuma ngusir Koruptor aja, Coba Lihat Jepang aduh gw dari tadi lihat Negara orang terus………, gw ingin memompa orang Indonesia biar punya etos kerja yang tinggi dan bisa seperti Jepang yang hanya butuh waktu beberapa tahun setelah kalah perang untuk bangkit jadi kekuatan ekonomi papan atas dunia jangan tahu Maria Ozawa mulu. Jepang aja bias maju, masa kita enggak??

pertumbuhan Penduduk Dan Penyakit Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup


pertumbuhan Penduduk Dan Penyakit Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup