Suku Baduy Setuju dijadikan Objek Wisata Budaya


Warga suku adat Baduy mendengarkan dialog para pimpinan adat dengan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Wakil Gubernur M Masduki, Minggu 22 April silam. Salah satu ciri khas pria Baduy adalah mengenakan iket di kepala.
Suku Baduy yang bertempat tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, telah menyetujui dijadikan obyek wisata adat budaya yang dapat dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Suku Baduy telah ditetapkan sebagai obyek wisata adat budaya, namun pengelolaannya diserahkan pada pengurus desa setempat. Karena pengelolaannya diserahkan pada aparatur desa setempat, maka pihak Disporabudpar Lebak tidak memungut retribusi dari para pengunjung ke suku tersebut.

Wisatawan yang berkunjung ke lokasi itu, sebagian ada yang melapor dulu ke Disporabudpar tapi kebanyakan langsung menuju ke tempat itu dengan menggunakan "guide" dari luar daerah bahkan langsung dari Jakarta. Bagi wisatawan yang akan berkunjung ke lokasi itu harus lapor terlebih dahulu ataupun langsung silahkan saja, tapi yang penting ketika tiba ke lokasi harus koordinasi dengan aparatur atau tokoh adat setempat.

Suku Baduy mendiami lokasi seluas 5.101 hektare di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, sekitar 38 km dari Rangkasbitung dengan masa tempuh sekitar 1,5 jam dari ibu kota Kabupaten Lebak itu. Suku Baduy dibagi dalam dua bagian yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar. Mereka merupakan komunitas unik karena tidak mau mengenal modernisasi tidak seperti komunitas di Kota Besar seperti Jakarta misalnya karena itu dalam kehidupannya suku Baduy tidak ada kesenjangan sosial, tak ada yang miskin dan kaya, semuanya sama.

Baduy memiliki tata pemerintahan sendiri dengan kepala suku sebagai pemimpinnya yang disebut Puun berjumlah tiga orang yang dibantu delapan orang Jaro yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Banyak larangan yang diatur dalam hukum adat Baduy, di antaranya tidak boleh bersekolah, dilarang memelihara ternak berkaki empat, tak dibenarkan bepergian dengan naik kendaraan, dilarang memanfaatkan alat eletronik, alat rumah tangga mewah dan beristri lebih dari satu.

Mata pencarian masyarakat Baduy terutama bercocok tanam padi huma dan berkebun serta membuat kerajinan koja atau tas dari kulit kayu, mengolah gula aren, tenun dan sebagian kecil telah mengenal berdagang. Jika suku Baduy dapat mengelola dengan baik bukan hanya mimpi tetapi bisa jadi kenyataan suku Baduy akan lebih membaik kesejahteraannya dari pada sebelumnya.

Sumber: Kompas.com

1 Response to Suku Baduy Setuju dijadikan Objek Wisata Budaya

  1. Salam wisata Budaya..
    Objek Batik Tulis Yogyakarta

Posting Komentar